Keunikan Kompolan ‘Cilik’ Di Desa Cangkreng
LP2M2287x ditampilkan Berita
LENTENG-Salah satu tradisi bernafaskan Islam yang masih eksis berjalan di Madura adalah ‘kompolan’. Tradisi ini acara biasanya disertai dengan berkumpulnya beberapa orang untuk membaca Al-Qur’an, zikir, atau solawat, yang terkadang juga diakhiri dengan ceramah dari pemimpin kompolan.
Tradisi ini biasanya berlangsung satu kali seminggu di rumah anggota kompolan secara bergiliran. Biasanya anggota kompolan ini terdiri dari orang dewasa. Namun di Desa Cangkreng terdapat suatu kompolan unik, di mana anggotanya terdiri dari anak–anak kecil yang masih duduk di bangku SD. “Kompolan ini memang terdiri dari anak–anak kecil, tepatnya santri Mushalla “Khairul Ulum”, asuhan Kiai Syafi’i, salah satu tokoh masyarakat Cangkreng yang juga alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk–Guluk Sumenep.
Kiai Syafi’i menjelaskan bahwa acara kompolan ini sudah berlangsung sejak tahun 70-an. Awalnya yang ada hanya satu kompolan yang terdiri dari berbagai umur, mulai dari anak kecil sampai dewasa. Saking banyaknya anggota, sehingga Kiai Syafi’i berinisiatif memisahkan kompolan sesuai dengan kelompok umur, yaitu kelompok anak–anak, kelompok remaja, dan kelompok dewasa.
“Untuk yang biasanya, kami menformatnya dalam bentuk tadarrus, di mana setiap anak mengaji beberapa ayat dan dilanjutkan dengan anak yang lain. Jadi acara bisa selesai pada pukul setengah sembilan malam. Karena malam ini berbarengan dengan kompolan kelompok dewasa yang dimulai sekitar pukul delapan malam, akhirnya kami meringkas kompolan anak –anak ini dengan pembacaan surat Yasin bersama saja”, jelas beliau.
Ketika ditanya tentang tujuan utama mengadakan kompolan yang sudah berjalan selama 30 tahun ini, beliau menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk melatih mental anak–anak asuhan beliau, sehingga mereka tidak canggung lagi ketika kelak harus mengaji di depan umum.”Acara ini juga bisa menjadi bahan evaluasi kualitas murid dalam mengaji al-Qur’an. Sehingga kita tahu mana murid yang masih kurang bagus bacaannya, dan mana murid yang sudah lumayan bagus bacaannya”, kata beliau.
Ach. Khaironi, salah satu mahasiswa KKN Partisipatif INSTIKA Posko VIII Desa Cangkreng yang hadir pada acara itu mengaku kagum akan eksisnya kompolan ini,”Sejauh pengamatan saya, kompolan ini merupakan satu –satunya kompolan di pulau Madura yang beranggotakan anak –anak. Saya kira acara ini bagus untuk melatih mental mereka sejak dini” Ujarnya. Ainul Yakin, salah satu anggota kompolan cilik yang masih duduk di kelas 4 SD mengaku senang dengan acara ini. Karena menurut dia, dengan acara seperti ini ia bisa lebih berani tampil di hadapan umum. Sehingga tak jarang ia bisa menjuarai beberapa lomba saat kegiatan haflah di madrasah diniyah berlangsung.
Acara pada malam hari itu sebenarnya juga menyiratkan sebuah pesan, bahwa di tengah arus modernisme dan materialisme yang sudah menyeret hampir sebagian generasi muda di negeri ini, selalu ada secercah cahaya harapan dari generasi rabbani untuk bangkit dari kemerosotan moral yang melanda negeri tercinta ini; sebuah cahaya yang senantiasa berlandaskan iman kepada Allah dan rasulNya. Allahumma ij’alhum qurrata a’yuni lana.(Afif Thohir Furqoni/KKN Posko VIII)